PETA

PETA
DESAINS TGK.ABANG

Tuesday, August 4, 2020

ABUYA SYEKH MUDA WALY DENGAN HAMZAH FANSURI AS-SINGKILI


Gambar mungkin berisi: 2 orang, meme, teks yang menyatakan 'ABUYA AS SINGKILI GROP KISAH ULAMA ACEH'
Arya ke KISAH ULAMA ACEH

HUBUNGAN SPRITUAL :
ABUYA SYEKH MUDA WALY DENGAN HAMZAH FANSURI AS-SINGKILI.

-----------------------
DAYAH DARUL ICHSAN, PAOH, LABUHAN HAJI TENGAH , ACEH SELATAN.
YANG SAAT INI DAYAH TERSEBUT DI ASUH OLEH ABUYA SYECH AMRAN WALY.
ANANDA DARI ABUYA SYECH
MUHAMMAD WALY AL CHALIDI.

TOKOH PENDIDIK DAN ULAMA ARIFBILLAH :
ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY yang terletak DI DAYAH DARUSSALAM BLANG PAROH, LABUHAN HAJI BARAT, ACEH SELATAN.
HANYA TERPAUT SEKITAR 4 KM DARI DAYAH DARUL ICHSAN, PAOH.
ABUYA SYEKH H AMRAN WALY PEMBIMBING DAN MURSYID TAUHID TASAUF, ULAMA PENGANUT TAREKAT NAQSYABANDIYAH.

DAYAH DARUSSALAM, SESIAPA YANG BERKUNJUNG AKAN MERASAKAN TENANG, DAMAIVDAN TENTRAM.

DAYAH yang telah MENCETAK BANYSK ULAMA di ACEH DAN TERMASUK NEGARA INI, bukan saja dihuni 2000-an santri yang setiap saat selalu melantun ASMA ALLAH, BERSALAWAT pada RASUL, DAN SELALU MEMBACA AYAT-AYAT TAYYIBAH lainnya.
DAYAH yang DIBANGUN TAHUN 1940-an DIHUNI SEJUMLAH JIN ISLAM.

Keberadaan JIN ini, selalu mengawal dan menentramkan hati orang yang berada dikomplek pesantren. Termasuk para penziarah dan tamu lainnnya.
cerita menarik dan unik berupa hubungan SPRITUAL DAYAH DARUSSALAM DENGAN ACEH SINGKIL.

BAHKAN KISAH INI, bagian DARI KARAMAH DAN KEMULIAAN ABUYA SYEKH MUDA WALY, ULAMA YANG AMAT DI KENANG DAN TERKENANG BAGI MASYARAKAT NANGGROE ACEH.
_________________

AL-KISAH :
SAAT DAYAH DARUSSALAM, BLANG POROH dibangun tahun 1940–yang semulanya hanya berupa tempat pembinaan ROHANI AYAHNYA YAITU :
SYEKH MUHAMMAD SALIM BIN MAKIN PALINTO – :
SEORANG TUKANG BANGUNAN MEMBERITAHU kepada ABUYA SYEKH MUHANMAD MUDA WALY bahwa persedian KAYU untuk membangun mushala TIDAK MENCUKUPI.

Mendengar laporan itu, serta-merta ABUYA menyuruh tukang dan MURID-MURIDNYA agar pergi ke PANTAI SERAYA BERKATA :
Datanglah tuan-tuan ke pantai,
di sana ada SEBATANG KAYU BESAR yang dibawa air dari SINGKIL, ambil dan belahlah kayu itu.
Lalu gunakan untuk MEMBANGUN MUSHALLA.”

Murid-murid ABUYA dan TUKANG yang mendengar TITAH beliau tadi terkesiap dan perasaan RAGU menyelimuti hati mereka.
Apakah ini benar atau tidak. Karena menurut lazimnya AKAL SEHAT, MUSTAHIL sebatang kayu dari Singkil, bisa hanyut dan TERDAMPAR DI PANTAI LABUHAN HAJI.

Mustahil bagi manusia. Namun, tidak bagi ALLAH SWT. Apa yang ALLAH KEHENDAKI, PASTI TERWUJUD.

Lalu murid dan tukang tadi, beranjak dan bergegas mendatangi pantai yang jaraknya hanya 100 meter saja dari lokasi pembangunan pesantren.

Setiba di sana, ternyata apa yang dikatakan ABUYA BENAR.
Di pantai telah terbujur sebatang kayu jenis kapur yang besar dan panjang.

“ALHAMDULILLAH,”
teriak tukang dan murid-murid abuya.
Lantas dengan menggunakan
alat yang sederhana.
Kayu itu pun dibelah dan dipotong-potong oleh murid-murid dan tukang sesuai dengan keperluan.

Setelah itu, kayu tersebut digunakan untuk membangun MUSHALLA di komplek DAYAH DARUSSALAM, LABUHAN HAJI, hingga mushala itu rampung dan bisa dimanfaatkan.

Sekarang, karena perkembangan pesantren dan zaman pun semakin modren, bangunan mushalla yang perkayuan berasal dari Singkil telah diganti dengan bangunan yang kokoh terbuat dari beton.

***

AL-KISAH LAIN :
pada tahun 1953, ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY bersama rombongan termasuk isterinya UMI TEUNOM dan TGK BANJIR, BERDAKWAH KE WILAYAH SINGKIL.

Saat di Singkil, mereka berdakwah menaiki boat dan menyusuri Sungai Singkil.
Di tengah perjalanan, TIBA-TIBA ABUYA mengajak ROMBONGAN untuk berhenti di sebuah daratan di tengah SUNGAI SINGKIL.

Setelah boat ditambatkan, ABUYA sendiri turun ke daratan dan langsung menuju sebuah lokasi yang tidak seberapa jauh dari bibir sungai.

Tidak berapa lama biliau di lokasi, Abuya Muda Waly kembali menaiki boat.
Setiba diboat salah seorang rombongan bertanya perihal mengapa mereka berhenti dan abuya pergi sendiri tanpa membolehkan yang lain ikut serta ke daratan.

Saat itu abuya menjawab, tempat berhenti boat, adalah KAMPUNG OBOH.
Di situ ada MAKAM ULAMA BESAR SYEKH HAMZAH Fanshuri.

Waktu mau melewati Daerah PERKAMPUNGAN OBOH,
SYEKH HAMZAH FANSHURI melambai-lambaikan TANGAN MENGAJAK ABUYA MUHAMMAD MUDA WALY SUPAYA SINGGAH.

LANTAS, ABUYA pun singgah dan BERDIALOG DENGAN RUH SYEKH HAMZAH FANSHURI.
Setelah itu, abuya mohon izin dan minta DOA untuk BERDAKWAH di SINGKIL yang tak lain, TANAH TEMPAT SYEKH HAMZAH FANSURI DI LAHIRKAN.

Kalaulah ketika itu, boat tidak berhenti dan abuya tidak singgah, dikuatirkan boat akan tenggelam dan penumpang akan mengalami kesusahan.
Misi dakwah di Wilayah Singkil menjadi tersendat.

***

AL-KISAH LAIN :
di tengah-tengah kunjungan dakwah di Singkil.
Abuya Syekh MUHAMMAD MUDA WALY, melihat sebuah BATU BESAR yang di SEKELILINGNYA terpasang PANJI-PANJI WARNA-WARNI.
Kata warga batu besar itu, telah dijadikan sesembahan kalangan warga.

Melihat dan mendengar hal demikian dan untuk mencegah terjadinya KEMUSRIKKAN di kalangan warga, ABUYA MENYURUH TGK BANJIR, seorang MURIDNYA yang juga tokoh MASYARAKAT SINGKIL yang TERKENAL MEMILIKI ILMU KUAT, untuk MENGGESER BATU BESAR TADI.

Atas suruan gurunya itu,
Tgk Banjir pun mencoba memindahkan batu.
Tetapi, batu itu sedikit pun tidak bergerak.

Tidak bergemingnya batu itu, bukan karena ILMU TGK BANJIR tidak mangkus lagi.
Melainkan, BATU RAKSASA tadi telah diselimuti dan DIKUASAI MAKHLUK HALUS.

Karena tidak seorang pun yang bisa memindahkan batu. AKHIRNYA, ABUYA MENGUSAP PERMUKAAN BATU.
Tidak lama setelah diusap, batu besar itu pun bergerak.
Lalu, berguling, BERPINDAH KE TEMPAT LAIN.
Jauh dari pemukiman penduduk.

***

Banyak lagi kisah hubungan ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY dan anak-anaknya dengan WARGA ACEH SINGKIL.
Apalagi ajaran dan paham ulama besar Aceh SYEKH ABDURRAUF AL-SINGKILI – putra Singkil– telah menjadi bahan rujukan bagi Abuya Syekh MUHAMMAD Muda Waly, ANAK-ANAKNYA dan MURID-MURID LAINNYA di ACEH.

Kisah ini merupakan suatu bukti bahwa Aceh Singkil memiliki hubungan SPRITUAL yang erat dengan DAYAH DARUSSALAM, BLANG POROH dan KELUARGA ABUYA SYEKH MUHANMAD MUDA WALY.

WALLAHU'AKLAM.
Mohom maaf bila ada tersilap dalam tulisan ini.

Catatan :
Tulisan ini dikutip dari tuturan masyarakat dan referensi lainnya terutama terinspirasi dari buku ABUYA SYEIKH MUHAMMAD MUDA WALI AL CHALIDI.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH.

WASSALAM.

DOC

Arya ke KISAH ULAMA ACEH

No comments:

Post a Comment