PETA

PETA
DESAINS TGK.ABANG

Tuesday, August 4, 2020

SYEKH ABDURRAUF AS-SINGKILI ACEH


Arya ke KISAH ULAMA ACEH

SYEKH ABDURRAUF
AS-SINGKILI ACEH.
---------------------

TEUNGKU SYIAH KUALA.
1024 H/1615 M - 1105 H/1693 M.

ADALAH SEORANG ULAMA BESAR
ACEH YANG TERKENAL.
IA memiliki pengaruh yang
besar DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM di SUMATERA ,
NUSANTARA dan ASIA TENGGARA
PADA UMUMNYA.

SEBUTAN GELAR NYA YANG JUGA TERKENAL ialah :
TEUNGKU SYIAH KUALA.
Dalam bahasa ACEH, artinya :
SYEKH ULAMA DI KUALA.

NAMA LENGKAPNYA IALAH:
AMINUDDIN ABDUL RAUF BIN ALI AL-JAWI TSUMA FANSURI AS-SINGKILI.
Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari :
PERSIA atau ARABIA, yang datang dan menetap di SINGKIL, ACEH,
PADA AKHIR ABAD KE-13.

Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar pada
AYAHNYA SENDIRI.
Ia kemudian juga belajar pada ULAMA-ULAMA di FANSUR dan BANDA ACEH.
Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya ia BELAJAR pada berbagai ULAMA di Timur TENGAH TENGAH untuk MENDALAMI AGAMA ISLAM.

Kitabnya yang berjudul :
UMTAD AL MUTAJIN membuka mata kita bagaimana SYEKH KUALA membangun JARINGAN INTELEKTUALNYA.
Gurunya tersebar dari YAMAN, QATAR, ADEN hingga dataran HEJAD. Ia belajar tidak hanya ilmu “LAHIR’ saja tetapi juga ilmu ”BATIN".

Kemasyuhrannya dalam penguasaan dua ilmu tersebut melahirkan banyak karya yang sampai sekarang masih menjadi bahan rujukan para ulama maupun cerdik pandai.

SYEKH KUALA MEMANG BUKAN nama ASING bagi MASYARAKAT ACEH SAJA.
Tetapi DIKENAL di SEANTERO TANAH MELAYU dan DUNIA ISLAM INTERNATIONAL.

SYEKH KUALA atau SYEKH ABDURRAUF SINGKIL adalah :
TOKOH TASAWUF JUGA AHLI FIQIH yang disegani.
Lelaki asal SINGKIL, FANSUR ACEH UTARA ini dikenal sebagai salah satu ULAMA PRODUKTIF.

KARYANYA BANYAK mulai TASAWUF hingga FIQIH Pengaruhnya sangat besar dalam perkembangan ISLAM di NUSANTARA.
Tak salah kalau menghormati jasanya namanya diabadikan menjadi nama :
UNIVERSITAS DI BANDA ACEH.

ABDURRAUF SINGKIL
MENINGGAL DUNIA PADA TAHUN 1693, dengan
BERUSIA 73 TAHUN.
IA DIMAKAMKAN di SAMPING MASJID yang dibangunnya di KUALA ACEH,
DESA DEYAH RAYA KECAMATAN KUALA, sekitar 5 KM dari BANDA ACEH.

KEILMUANNYA :

AYAHNYA MENJADI GURU PERTAMA dalam PENGETAHUAN AGAMA di DAYAH (Madrasah) SIMPANG KANAN, di KAWASAN pedalaman SINGKIL.
Selepas itu melanjutkan pendidikan ke SEKOLAH TINGGI
di BARUS
(DAYAH TENGKU CHIK )
yang dipimpin oleh HAMZAH FANSURI.
Di sekolah ini beliau belajar ILMU AGAMA, SEJARAH, MANTIQ, FALSAFAH , SASTRA ARAB-MELAYU dan juga BAHASA PARSIA.

Setelah tamat kemudian MENERUSKAN PENGAJIAN ke SAMUDRA PASAI YANG DIPIMPIN OLEH :
SYEKH SYAMSUDDIN AS SAMATHRANI.
Sewaktu SYAMSUDDIN DIANGKAT MENJADI QADHI MALIKUL ADIL
(Kadi Besar) pada zaman SULTAN ISKANDAR MUDA
DHARMA WANG PERKASA ALAM SYAH, ABDURRAUF bertolak KE MEKKAH dan merantau ke beberapa buah negara ASIA BARAT lain untuk mendalami ILMU di sana.

TERCATAT SYEKH ABDURRAUF pernah menjadi MUFTI KERAJAAN ACEH ketika zaman : SULTANAH SAFIATUDDIN TAJUL ALAM (1641-1643).

Atas dukungan RAJA SAFIATUDDIN, ABDURRAUF memulai perjalanan intelektualnya menuju
TANAH SUCI.
Banyak pusat-pusat KEILMUAN yang dikunjunginya sepanjang jalur perjalanan haji.

Disamping itu, SYEKH ABDURRAUF tidak belajar secara formal dengan beberapa ULAMA. Perkenalannya dengan banyak tokoh ulama seperti MUHAMMAD AL BABILI DARI MESIR dan MUHAMMAD AL Barzanji dari Anatolia menjadi ladang pencarian ilmu secara informal.

Syekh Muhammad Al Babili merupakan salah satu ulama Muhadis terkemuka kala itu di Haramain.
Adapaun Syekh Muhammad al Barzanji dikenal sebagai sufi tersohor.
Syekh Abdurrauf tinggal selama 19 tahun di Mekah.

SYEKH ABDURRAUF bercerita bahwa DIRINYA BANYAK MENDAPATKAN ILMU “LAHIR’ dari SYEIKH IBRAHIM BIN ABDULLAH JAM'AN di BAIT AL FAQIH dan MAUZA ’.
Lewat GURUNYA ini, ia BERKENALAN dengan TOKOH TAREKAT SEPERTI
SYEKH AHMAD QUSYASYI dan SYEIKH IBRAHIM AL KURANI. Lewat keduanya SYEKH ABDURRAUF mendapatkan IJAZAH TAREKAT SYATARIAH.

Tentang gurunya ini
SYEIKH ABDURRAUF MENYEBUTNYA sebagai PEMBIMBING SPIRITUAL DI JALAN ALLAH.

SEKITAR TAHUN 1622M.
ABDURRAUF PULANG KAMPUNG. Ia kemudian mengajarkan TARIKAT SYATHARIYAH di DAERAHNYA.
Banyak santri yang berdatangan untuk BERGURU.

Muridnya pun berasal dari berbagai daerah di WILAYAH NUSANTARA.
Diantara MURIDNYA YANG PALING TERKENAL ADALAH :
SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN SUMATERA BARAT dan SYEKH ABDULLAH MUHYI, Pamijahan, JAWA BARAT.

TAREKAT SYATTARIAH
Menurut SYEKH MUHAMMAD NAUIB AL-ATAS, SYEKH UNTUK TAREKAT SYATTARIAH AHMAD AL-QUSYASYI ADALAH :
salah satu GURUNYA.
Nama Abdurrauf muncul dalam silsilah tarekat dan ia menjadi orang pertama yang MEMPERKENALKAN SYATTARIAH di INDONESIA.

Namanya juga dihubungkan dengan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an bahasa Melayu atas karya Al-Baidhawi berjudul Anwar at-Tanzil Wa Asrar at-Ta'wil,
yang pertama kali diterbitkan di ISTANBUL TAHUN 1884.

Sebagai ulama TASAWUF,
SYEKH ABDURRAUF tidak dapat dipisahkan dari perkembangan TAREKAT SYATARIAH.
Hampir semua ordo TAREKAT SYATARIAH di NUSANTARA SILSILAH NYA berujung PADANYA.
Tarekat ini tersebar MULAI DARI ACEH hinga ke SUMATERA BARAT.
Kemudian berkembang menyusur ke SUMATERA SELATAN HINGGA CIREBON.

Dalam bertasawuf Abdurauf menganut paham bahwa satu-satunya WUJUD HAKIKI adalah ALLAH SWT.
ALAM CIPTAAN-NYA adalah BAYANGAN, yakni BAYANGAN DARI WUJUD HAKIKI.
Walaupun WUJUD HAKIKI (TUHAN ) berbeda dengan WUJUD BAYANGAN (ALAM ), terdapat keserupaan antara wujud ini.

TUHAN MELAKUKAN TAJALI (penampakan diri dalam bentuk alam).
SIFAT-SIFAT TUHAN secara tidak langsung tampak pada manusia, dan secara relatif tampak SEMPURNA pada INSAN KAMIL.

SYEKH ABDURRAUF juga sangat tidak sepakat dengan paham WAHDATUL WUJUD.
Dalam bukunya yang berjudul BAYANG TAJALLI, ABDURRAUF menyatakan bahwa betapapun ASYIKNYA seorang HAMBA dengan TUHAN, KHALIK dan makhluk tetap mempunyai arti sendiri.

BANYAK KARYA YANG DIHASILKAN OLEHNYA.
Ada 21 KITAB yang karya tulisnya telah dihasilkan yang terdiri dari :
1 kitab TAFSIR ,
2 kitab HADIST,
3 kitab FIQIH dan sisanya :
KITAB TASAWUF.

SYEKH ABDURRAUF MENULIS DALAM BAHASA ARAB DAN MELAYU.
Kitab tafsirnya yang berjudul :
TURJUMAN ALMUSTAFID
DIAKUI sebagai kitab TAFSIR pertama yang dihasilkan di INDONESIA dengan BAHASA MELAYU.

MIR'AT AT-THULAB FI TAHSIL MA’RIFATULLAH AHKAM ASYI SYAR’IYAH LIL MALIK AL WAHHAB
merupakan salah satu kitabnya
di bidang ILMU FIQIH.
Di dalamnya memuat berbagai persoalan FIQIH MAZHAB SYAFI'I. Kitab ini juga menjadi panduan para KADI di KERAJAAN ACEH.

DI BIDANG TASAWUF,
KARYANYA ANTARA LAIN :
KIFAYATUL AL MUHTAJIN,
DAQAIQ AL HURUF ,
BAYANG TAJALLI UMDAT AL MUHTAJIN dan
UMDAT AL MUHATAJIN SULUK MASLAK AL MUFRIDIN.
Kitab yang terakhir ini merupakan KARYA TERPENTING SYEIKH ABDURRAUF.
Kitab : UMDAT AL MUHTAJIN SULUK MASLAK AL MUFRIDIN terdiri dari TUJUH bab.
Isinya memuat antara lain memuat tentang ZIKIR, SIFAT-SIFAT ALLAH dan RASUL-NYA dan asal usul mistik.

PENGAJARAN DAN KARYANYA

Ia diperkirakan kembali
KE ACEH SEKITAR TAHUN :
1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan TAREKAT SYATTARIAH yang diperolehnya. MURID YANG BERGURU KEPADANYA BANYAK dan berasal dari ACEH serta WILAYAH NUSANTARA LAINNYA.

Beberapa yang menjadi ULAMA TERKENAL IALAH :
SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN
(dari Pariaman, Sumatera Barat) dan SYEKH ABDUL MUHYI PAMINJAHAN.
(dari Tasikmalaya, Jawa Barat).

Karya-karya Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya.
Di antaranya adalah :
Mir'at al-Thullab fî Tasyil Mawa'iz al-Badî'rifat al-Ahkâm al-Syar'iyyah li Malik al-Wahhab.
Karya di bidang FIQH atau HUKUM ISLAM, yang ditulis atas permintaan :
SULTANAH SAFIYATUDDIN.

Tarjuman al-Mustafid.
Merupakan naskah pertama TAFSIR Al QUR’AN yang lengkap berbahasa Melayu.
Terjemahan Hadits Arba'in karya Imam Al-Nawawi.
Kitab ini ditulis atas permintaan SULTANAH ZAKIYYATUDDIN.

MAWA'IZ AL-BADI'.
Berisi sejumlah NASEHAT PENTING dalam pembinaan AKHLAK.

TANBIH AL-MASYI.
Kitab ini merupakan :
NASKAH TASAWUF YANG MEMUAT PENGAJARAN TENTANG MARTABAT TUJUH.

KIFAYAT AL-MUHTJIN ILÂ MASYRAH AL-MUWAHHIDIN
AL-QâiLIN BI WAHDATIL WUJUD.
-------------

GROP :
KISAH ULAMA ACEH.

WALLAHU'AKLAM.
WASSALAM

DOC


Arya

GROP KISAH ULAMA ACEH




ABUYA SYEKH MUDA WALY DENGAN HAMZAH FANSURI AS-SINGKILI


Gambar mungkin berisi: 2 orang, meme, teks yang menyatakan 'ABUYA AS SINGKILI GROP KISAH ULAMA ACEH'
Arya ke KISAH ULAMA ACEH

HUBUNGAN SPRITUAL :
ABUYA SYEKH MUDA WALY DENGAN HAMZAH FANSURI AS-SINGKILI.

-----------------------
DAYAH DARUL ICHSAN, PAOH, LABUHAN HAJI TENGAH , ACEH SELATAN.
YANG SAAT INI DAYAH TERSEBUT DI ASUH OLEH ABUYA SYECH AMRAN WALY.
ANANDA DARI ABUYA SYECH
MUHAMMAD WALY AL CHALIDI.

TOKOH PENDIDIK DAN ULAMA ARIFBILLAH :
ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY yang terletak DI DAYAH DARUSSALAM BLANG PAROH, LABUHAN HAJI BARAT, ACEH SELATAN.
HANYA TERPAUT SEKITAR 4 KM DARI DAYAH DARUL ICHSAN, PAOH.
ABUYA SYEKH H AMRAN WALY PEMBIMBING DAN MURSYID TAUHID TASAUF, ULAMA PENGANUT TAREKAT NAQSYABANDIYAH.

DAYAH DARUSSALAM, SESIAPA YANG BERKUNJUNG AKAN MERASAKAN TENANG, DAMAIVDAN TENTRAM.

DAYAH yang telah MENCETAK BANYSK ULAMA di ACEH DAN TERMASUK NEGARA INI, bukan saja dihuni 2000-an santri yang setiap saat selalu melantun ASMA ALLAH, BERSALAWAT pada RASUL, DAN SELALU MEMBACA AYAT-AYAT TAYYIBAH lainnya.
DAYAH yang DIBANGUN TAHUN 1940-an DIHUNI SEJUMLAH JIN ISLAM.

Keberadaan JIN ini, selalu mengawal dan menentramkan hati orang yang berada dikomplek pesantren. Termasuk para penziarah dan tamu lainnnya.
cerita menarik dan unik berupa hubungan SPRITUAL DAYAH DARUSSALAM DENGAN ACEH SINGKIL.

BAHKAN KISAH INI, bagian DARI KARAMAH DAN KEMULIAAN ABUYA SYEKH MUDA WALY, ULAMA YANG AMAT DI KENANG DAN TERKENANG BAGI MASYARAKAT NANGGROE ACEH.
_________________

AL-KISAH :
SAAT DAYAH DARUSSALAM, BLANG POROH dibangun tahun 1940–yang semulanya hanya berupa tempat pembinaan ROHANI AYAHNYA YAITU :
SYEKH MUHAMMAD SALIM BIN MAKIN PALINTO – :
SEORANG TUKANG BANGUNAN MEMBERITAHU kepada ABUYA SYEKH MUHANMAD MUDA WALY bahwa persedian KAYU untuk membangun mushala TIDAK MENCUKUPI.

Mendengar laporan itu, serta-merta ABUYA menyuruh tukang dan MURID-MURIDNYA agar pergi ke PANTAI SERAYA BERKATA :
Datanglah tuan-tuan ke pantai,
di sana ada SEBATANG KAYU BESAR yang dibawa air dari SINGKIL, ambil dan belahlah kayu itu.
Lalu gunakan untuk MEMBANGUN MUSHALLA.”

Murid-murid ABUYA dan TUKANG yang mendengar TITAH beliau tadi terkesiap dan perasaan RAGU menyelimuti hati mereka.
Apakah ini benar atau tidak. Karena menurut lazimnya AKAL SEHAT, MUSTAHIL sebatang kayu dari Singkil, bisa hanyut dan TERDAMPAR DI PANTAI LABUHAN HAJI.

Mustahil bagi manusia. Namun, tidak bagi ALLAH SWT. Apa yang ALLAH KEHENDAKI, PASTI TERWUJUD.

Lalu murid dan tukang tadi, beranjak dan bergegas mendatangi pantai yang jaraknya hanya 100 meter saja dari lokasi pembangunan pesantren.

Setiba di sana, ternyata apa yang dikatakan ABUYA BENAR.
Di pantai telah terbujur sebatang kayu jenis kapur yang besar dan panjang.

“ALHAMDULILLAH,”
teriak tukang dan murid-murid abuya.
Lantas dengan menggunakan
alat yang sederhana.
Kayu itu pun dibelah dan dipotong-potong oleh murid-murid dan tukang sesuai dengan keperluan.

Setelah itu, kayu tersebut digunakan untuk membangun MUSHALLA di komplek DAYAH DARUSSALAM, LABUHAN HAJI, hingga mushala itu rampung dan bisa dimanfaatkan.

Sekarang, karena perkembangan pesantren dan zaman pun semakin modren, bangunan mushalla yang perkayuan berasal dari Singkil telah diganti dengan bangunan yang kokoh terbuat dari beton.

***

AL-KISAH LAIN :
pada tahun 1953, ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY bersama rombongan termasuk isterinya UMI TEUNOM dan TGK BANJIR, BERDAKWAH KE WILAYAH SINGKIL.

Saat di Singkil, mereka berdakwah menaiki boat dan menyusuri Sungai Singkil.
Di tengah perjalanan, TIBA-TIBA ABUYA mengajak ROMBONGAN untuk berhenti di sebuah daratan di tengah SUNGAI SINGKIL.

Setelah boat ditambatkan, ABUYA sendiri turun ke daratan dan langsung menuju sebuah lokasi yang tidak seberapa jauh dari bibir sungai.

Tidak berapa lama biliau di lokasi, Abuya Muda Waly kembali menaiki boat.
Setiba diboat salah seorang rombongan bertanya perihal mengapa mereka berhenti dan abuya pergi sendiri tanpa membolehkan yang lain ikut serta ke daratan.

Saat itu abuya menjawab, tempat berhenti boat, adalah KAMPUNG OBOH.
Di situ ada MAKAM ULAMA BESAR SYEKH HAMZAH Fanshuri.

Waktu mau melewati Daerah PERKAMPUNGAN OBOH,
SYEKH HAMZAH FANSHURI melambai-lambaikan TANGAN MENGAJAK ABUYA MUHAMMAD MUDA WALY SUPAYA SINGGAH.

LANTAS, ABUYA pun singgah dan BERDIALOG DENGAN RUH SYEKH HAMZAH FANSHURI.
Setelah itu, abuya mohon izin dan minta DOA untuk BERDAKWAH di SINGKIL yang tak lain, TANAH TEMPAT SYEKH HAMZAH FANSURI DI LAHIRKAN.

Kalaulah ketika itu, boat tidak berhenti dan abuya tidak singgah, dikuatirkan boat akan tenggelam dan penumpang akan mengalami kesusahan.
Misi dakwah di Wilayah Singkil menjadi tersendat.

***

AL-KISAH LAIN :
di tengah-tengah kunjungan dakwah di Singkil.
Abuya Syekh MUHAMMAD MUDA WALY, melihat sebuah BATU BESAR yang di SEKELILINGNYA terpasang PANJI-PANJI WARNA-WARNI.
Kata warga batu besar itu, telah dijadikan sesembahan kalangan warga.

Melihat dan mendengar hal demikian dan untuk mencegah terjadinya KEMUSRIKKAN di kalangan warga, ABUYA MENYURUH TGK BANJIR, seorang MURIDNYA yang juga tokoh MASYARAKAT SINGKIL yang TERKENAL MEMILIKI ILMU KUAT, untuk MENGGESER BATU BESAR TADI.

Atas suruan gurunya itu,
Tgk Banjir pun mencoba memindahkan batu.
Tetapi, batu itu sedikit pun tidak bergerak.

Tidak bergemingnya batu itu, bukan karena ILMU TGK BANJIR tidak mangkus lagi.
Melainkan, BATU RAKSASA tadi telah diselimuti dan DIKUASAI MAKHLUK HALUS.

Karena tidak seorang pun yang bisa memindahkan batu. AKHIRNYA, ABUYA MENGUSAP PERMUKAAN BATU.
Tidak lama setelah diusap, batu besar itu pun bergerak.
Lalu, berguling, BERPINDAH KE TEMPAT LAIN.
Jauh dari pemukiman penduduk.

***

Banyak lagi kisah hubungan ABUYA SYEKH MUHAMMAD MUDA WALY dan anak-anaknya dengan WARGA ACEH SINGKIL.
Apalagi ajaran dan paham ulama besar Aceh SYEKH ABDURRAUF AL-SINGKILI – putra Singkil– telah menjadi bahan rujukan bagi Abuya Syekh MUHAMMAD Muda Waly, ANAK-ANAKNYA dan MURID-MURID LAINNYA di ACEH.

Kisah ini merupakan suatu bukti bahwa Aceh Singkil memiliki hubungan SPRITUAL yang erat dengan DAYAH DARUSSALAM, BLANG POROH dan KELUARGA ABUYA SYEKH MUHANMAD MUDA WALY.

WALLAHU'AKLAM.
Mohom maaf bila ada tersilap dalam tulisan ini.

Catatan :
Tulisan ini dikutip dari tuturan masyarakat dan referensi lainnya terutama terinspirasi dari buku ABUYA SYEIKH MUHAMMAD MUDA WALI AL CHALIDI.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH.

WASSALAM.

DOC

Arya ke KISAH ULAMA ACEH

ABUYA MUDA WALY SULTANAH ULAMA ACEH


Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks
Arya ke KISAH ULAMA ACEH

ABUYA MUDA WALY
SULTANAH ULAMA ACEH
------------------
SHULTHAN ULAMA ACEH
ALM.ABUYA SYAIKH MUDA WALY AL-KHALIDY
------------------

SEGALA PUJOE BAGI ALLAH PENCIPTA ALAM SEMESTA.
ALLAH TEMPAT KITA MEMINTA PERTOLONGAN, BAIK MASALAH DUNIA KITA MAUPUN MASALAH AKHIRAT KITA.
SHALAT dan SALAM bagi BAGINDA RASULULLAH.
DAN AHLI KELUARGA dan SAHABATNYA BAGINDA SEKALIAN.

RASULULLAH PENUTUP SEMUA PARA RASUL dan PEMBAWA RISALAH ISLAMIAH.
WABA'DU :

HAL RISALAH DAN RIWAYAT PERJUANGAN TENTANG HAL MAHA GURU BESAR DARI PARA GURE-GUREE KITA.
HADHARATUSY SYEIKH ALLAH YARHAM ABUYA SYEIKH MUHAMMAD (MUDA) WALY AL-KHALIDY THARIQATAN, AL-ASYI BILAADAN, ASY SYAFI'I MAZHABAN,
YANG TELAH SEKIAN LAMA MENINGGALKAN KITA SEMUA.

SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MEMBERI GAIRAH dan MOTIVASI KEPADA KITA DALAM MENGIKUTI JEJAK NYA DALAM HAL IBADAH DAN BERAMAL SHALEH.

CATATAN INI BAGAIKAN SETETES AIR DAR i SAMUDRA KEAGUNGAN dan KEBESARAN ALLAH SWT YANG TELAH DI ANUGERAHKAN-NYA KEPADA ALM. ABUYA MAULANA SYEKH MUHAMMAD WALY di MASA HIDUPNYA.

SMOGA SAJA CATATAN INI DAPAT MEMBANGKITKAN SEMANGAT kita DALAM MEMPERTAHANKAN dan MENERUSKAN RISALAH PERJUANGAN BELIAU SEBAGAI PENGANUT AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH di BUMI SERAMOE MEKKAH.

TERLEBIH pada AKHIR-AKHIR INI BERBAGAI AJARAN DAN ALIRAN MENYERBU MASUK KE TANAH PARA AULIYA.
Keberadaan hal keadaan itu dikhawatirkan dapat MERUSAK AQIDAH dan PERSATUAN UMAT ISLAM.
HANYA PARA ALIM ULAMA DAYAH DAN PARA SANTRI HARUS TAMPIL MEMBELA MAZHAB SYAFI'I DAN AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH YANG SUDAH KITA YAKINI BAIK DAN LEBIH BAIK dan BERSEJARAH DI ACEH DAN NUSANTARA.

I. ULAMA BESAR ACEH YANG KHARISMATIK
-----------
BANYAK ALIM ULAMA DAN PENGAMAT SEJARAH SEPAKAT BAHWA ABUYA MUDA WALI adalah ULAMA BESAR YANG SANGAT TERPENGARUH BAIK di ZAMANNYA HARTA SEKARANG INI. MENURUT K.H. Sidjuddin ABBAS DALAM BUKUNYA “SEJARAH dan KEAGUNGAN MAZHAB SYAFI'I”,
SYEIKH HAJI MUDA WALI LAHIR DI LABUHAN HAJI ACEH SELATAN (sekarang Abdya) PADA TAHUN 1907.
AYAHNYA juga SEORANG ULAMA TERKENAL SYEIKH MUHAMMAD SALIM TUANKU MALI PALING YANG SANGAT FANATIK TERHADAP AJARAN AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH.

TGK . MUHAMMAD WALY (Muda Waly) sejak kanak-kanak sampai BELIA BERGURU PADA AYAHNYA TERCINTA di RUMAH. DAYA HAFALNYA SANGAT KUAT. SEJAK usia LIMA TAHUN SUDAH BANYAK MENGHAFAL AYAT-AYAT PENDEK DALAM AL-QUR’AN.

Kecerdasannya luar biasa.
Di usia belasan tahun sudah nampak CIRI-CIRI KEULAMAANNYA.
Dan sejak itu pula para santri AYAHNYA MEMANGGIL DIA TGK. MUDA.
Maksudnya TEUNGKU yang masih KECIL, sedangkan AYAHNYA TEUNGKU YANG SUDAH SENIOR.

Selain berguru kepada orang tuanya, TGK MUDA berguru juga kepada TGK IDRIS ACEH SELATAN. L
Kemudian kepada
TGK. SYEIKH MAHMUD BLANG PIDIE.
Selanjutnya beliau meninggalkan ACEH SELATAN dan
“JAK MEUDAGANG” KE ACEH BESAR.
Di Aceh Besar beliau berguru kepada SYEIKH HASAN KRUENG KALEE, dan tidak lama cuma hanya beberapa hari saja.

KEMUDIAN KEPADA TGK. HASBALLAH INDRAPURI dan beliau lebih banyak mengajar di pesantren siang malam lebih kurang selama tiga bulan.
Maka beliau di sana seperti WAKIL AB u INDRAPURI sebagai GURU UTAMA.

MENURUT PUTRANYA ABUYA PROF. DR. MUHIBBUDDIN WALY, sebelum ke Aceh Besar, AYAHNYA SUDAH ALIM. SEBENARNYA “MEUDAGANG ”
ke Aceh Besar karena beliau ingin berkenalan dengan ULAMA-ULAMA yang lebih SENIOR di Aceh BESAR.
Makanya tidak begitu lama tinggal di ACEH BESAR.

KEHAUSANNYA TERHADAP ILMU AGAMA ISLAM TAK PERNAH TERBENDUNG, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya ke TANAH MINANGKABAU untuk STUDI SEKOLAH NORMAL ISLAM yang dipimpin OLEH
H. MAHMUD YUNUS YANG TAMATAN AL-AZHAR UNIVERSITAS.

Cuma sebulan beliau di situ kemudian keluar dari padanya karena tidak merasa sesuai dengan pendidikannya.
Kemudian beliau BERKELILING KEPADA ULAMA-ULAMA BESAR, diantaranya pada ULAMA BESAR SYAFUYAH di sana SYEIKH DJAMIL DJAHO
(salah seorang pendiri PERTI)
dan KARENA ALIMNYA , SYEIKH DJAMIL sangat CINTA dan SAYANG kepada MURIDNYA yang CERDAS INI.
Supaya terjalin hubungan yang abadi, sang guru mengambilnya menjadi menantu.

Setelah beliau berumah tangga dengan isteri beliau pertama, BUNDA KANDUNG
ABUYA PROF. DR. MUHIBBUDDIN WALY, ( yang sebutan ummi padang) dan isteri beliau pertama itu adalah
CUCU ULAMA BESAR KOTA PADANG SYEIKH KHATIB ALI. TGK.MUDA dinikahkan dengan putrinya RABI'AH.
Selanjutnya TGK. MUDA belajar pula pada SYEIKH ABDUL GHANI BATU BESURAT di KAMPAR.

SYEIKH ABDUL GHANI inilah yang kemudian mengangkat ABUYA MUDA WALY menjadi MURSYID THARIQAT NAQSYABANDIYAH untuk SELURUH WILAYAH ACEH.

II. TOKOH PENDIDIKAN ISLAM.

TAHUN 1940 TGK. MUDA WALY KEMBALI ke ACEH.
Ilmunya sudah sangat luas ditambah lagi dengan menyandang GELAR MURSYID THARIQAT yang diberikan GURUNYA.
Di tanah kelahirannya beliau mendirikan DAYAH DARUSSALAM di LABUHAN HAJI,
NAMANYA MAKIN POPULER dan MENJADI
“BINTANG CAHAYA LAMPU PENERANG DI ACEH BELAHAN BARAT.

Kemudian para santri dari seluruh Aceh datang berguru kepadanya. Jadilah DAYAH DARUSSALAM LABUHAN HAJI SEBAGAI DAYAH BESAR yang paling banyak SANTRINYA.
MESKI ABUYA MUDA WALY UMURNYA MASIH SANGAT MUDA JADI SEORANG MURSYID ILMU THARIQAT, namun beliau tidak memaksa semua santrinya untuk MASUK THARIQAT.

Para murid diberi kebebasan memperdalam bidang ilmu yang disukainya.
Sebagian mendalami ILMU SYARIAH dan FIQIH saja, sebagian mendalami BAHASA ARAB DAN MANTIQ saja dan sebagian lagi menambahkan ILMU THARIQAT NAQSYABANDIYAH.

Pengaruhnya semakin besar setelah pulang dari Mekkah, sebab beliau sempat berguru KEPADA ULAMA-ULAMA BESAR di HARAMAIN.
Prof. H. MUHAMMAD ALI HASYMI dalam bukunya :
SEJARAH ULAMA ACEH”,
menulis :
bahwa tidak diragukan lagi,
TGK .MUDA WALY AL-KHALIDY adalah ulama Aceh yang sangat terpengaruh baik masa hidupnya maupun setelah beliau wafat.

Hal tersebut disebabkan karena Tgk. Muda Waly berhasil mendidik murid-muridnya menjadi ULAMA-ULAMA BESAR di ACEH. Ali Hasjmy menambahkan, sebagai PENGEMBANG THARIQAT, MUDA WALY juga SANGAT BERHASIL.
Sekarang satu-satunya THARIQAT yang paling LUAS penganutnya di ACEH adalah NAQSYABANDIYAH.

K.H. Siradjuddin ABBAS mengurai panjang tentang MUDA WALY. Menurut ULAMA AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH INI, MUDA WALY adalah ulama yang paling berhasil di ACEH. DARUSSALAM LABUHAN HAJI TELAH MELAHIRKAN ULAMA-ULAMA BESAR SYAFI'I YAH yang selalu menjadi kiblat masyarakat Aceh, bahkan Nusantara.

Lebih lanjut Siradjuddin ABBAS mencatat NAMA-NAMA MURID ABUYA MUDA WALY yang menjadi ULAMA BESAR dan PEMIMPIN DAYAH.

Untuk muridnya pada tahap pertama, atau Generasi pertama :
--------------
1. TGK. MUHIBBUDDIN WALY
2. TUANKU H. LABAISATI MELALO PANDANG PANJANG
3. TGK. ADNAN BAKONGAN.
4. TGK. QHAMARUDDIN
(Abu Tanoh Anoe)
5. TUANKU H. IDRUS BATU Basurek Bangkinang
6. TGK. AHMAD LAMLAWI
7. TGK. ABU ABDULLAH TANOH MIRAH BIREUN
8. TGK. MUHAMMAD ISA PEUDADA
9. ABON AZIZ SAMALANGA
10. TGK. T. H. USMAN FAUZIE (Abu Lueng Ie).
11. TGK. H. MUHAMMAD THAIB BATE LHEE.

muridnya GENERASI KEDUA, antara lain :
-----------
1. ABU SYIHABUDDIN SYAH. ABU KEUMALA
2. TGK. BASYAH KAMAL LHONG
3. TGK. AMIN UMAR
PANTON LABU
4. ABU TUMIN Blang BlahDeh.
5. ABU DAUD ZAMZAMI
ACEH RAYEK.
6. ABU TEUPIN PUNTI
Lhok Sukon
7. SYEIKH NAWAWI HARAP Tapanuli.
8. TGK. MUHAMMAD DAUD. Grong-grong
9. ABU AHMAD
blang Nibong Aceh Utara
10. TGK. ABBAS Beureumbeu Aceh Barat
11. TGK. JA'FAR SIDDIQ
Kuta Cane
12. TGK. MUHAMMAD ZAMZAMI - Mamplam Golek
13. ABU BAKAR SAMBIL
Aceh Barat
14. TGK. MUHAMMAD YUNUS Manani
15. dll.

Dalam tahap yang kedua ini di antaranya termasuk MURID-MURID ABUYA Prof. DR. MUHIBBUDDIN WALY.
Para murid pulang ke kampungnya masing-masing, mereka mendirikan dayah. Kemudian terbukti DAYAH-DAYAH mereka melahirkan ULAMA-ULAMA besar juga.

Mengenai kesuksesan pendidikan berkesinambungan ini, saya pernah membuat syair pada tahun 1999.
SYAIR-SYAIR Berikut saya kutip kembali SYAIR TERSEBUT :

DI BINEH PANTÉ SAMUDRA INDIA
LABUHAN HAJI TANOH TERCINTA
SINAN KEUDEH DAYAH MEUAH HANA BAN.
DARUSSALAM TAMAN SYURGA.

ABUYA MUDA WALY UREUNG AZASKAN
WATEE MENJELANG INDONESIA MERDEKA
LE THAT ULAMA LAHE DI SINAN
BERKAT DIDIKAN TGK. SYEIKH MUDA WALY.

ULAMA SUFI MALEM HANABAN
LUAH PANDANGAN KASYAF
GEUH PIH NA
GEUBRI KEU RAHMAT LE SIDROE TUHAN
GEU JAGA GOBNYAN SABE LAM BEUNA

WATEE ULANG JAK NIBAK KUBURAN
JILE MEUGRAM-GRAM DI LON IE MATA DILEE
ULUNG BRI SALEUM BAK BINEH MAKAM
LON BEUT QUR’AN YAKIN LON BACA

ALLAHU RABBI KHALIQUL INSAN
RAYA HANA BAN GOBNYAN MEUJASA
NEU AMPUN DESYA DUM KESALAHAN
NEUBRI BEU SAJAN PARA AULIA.

BEUREUKAT KEURAMAT ULAMA SUFI
SYEIKH MUDA WALY SULTAN ULAMA
NEUBRI YA ALLAH JALAN HAKIKI
NEUBRI ILLAHI ULON BEUMEUBAHAGIA

BEU PANYANG UMUM MUDAH RASEUKI
NGON KELUARGA AL-WALY UKHWAH BEUNA
BEUJEUT KEU GUREE ULAMA AL-WALY
ULAMA SUNNI PEJUANG AGAMA

III. KHALIFAH THARIQAT (NAQSYABANDIYAH).

Martin van Bruinessen (orientalis Belanda) mengemukakan bahwa thariqat Naqsyabandiyah pernah mendapat pengikut di Aceh sebelum abad ke-20, jumlahnya tidak besar dan tidak cukup berarti.

Satusatunya acuan yang kita dapatkan adalah sebuah teks yang ditulis oleh Jamaluddin Pasa (Aceh Utara), salah seorang pengikut Thariqat Naqsyabandiyah, namun kapan persisnya hidup tidak dapat dipastikan.

Karya tersebut disalin pada tahun 1859. Rupa-rupanya atas permintaan seorang pejabat Belanda.
Oleh sebab itu, karya itu pasti lebih tua dan tidaklah dapat dianggap sebagai bukti bahwa masih ada pengikut NAQSYABANDIYAH di Aceh pada masa itu.

Menjelang akhir abad Snouck Hougranje, pengamat terbaik dan paling luas pengetahuannya memberi komentar bahwa Thariqat Naqsyabandiyah memang tidak berarti di Aceh, meskipun bukan sama sekali tidak ada.

Tapi ternyata sekarang ini Thariqat Naqsyabandiyah merupakan thariqat yang paling berpengaruh di Aceh, pengaruhnya yang paling besar terutama di Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Hal ini terutama sekali berkat kegiatan-kegiatan seorang SYEIKH dan POLITISI YANG KHARISMATIK, MUDA WALY
(Haji Muhammad Waly) pendiri dayah (pesantren) besar DARUSSALAM di LABUHAN HAJI (Aceh Selatan) dan merupakan TOKOH PERTI seluruh Aceh.

Syeikh Muda Waly berasal dari pesisir barat Aceh, yang sebagian penduduknya yang telah mengalami proses pembauran mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Aceh tapi sebelum diterima sebagai orang Aceh sejati
(tetapi lebih dianggap orang Jamee “tamu” atau “pendatang” dan sebagai “keturunan Minangkabau”).

MUDA WALY berguru kepada Syeikh Muhammad Jamil Jaho (pendiri PERTI), meskipun sebentar dan menikahi putri gurunya Rabi’ah, dan belajar pula di Kampar kepada Syeikh Abdul Ghani dari Batu Besurat, yang kemudian membai’atnya masuk Thariqat Naqsyabandiyah dan mengangkatnya sebagai MURSYID UTAMANYA.

Pada awal-awal tahun 1940-an, Muda Waly kembali ke Aceh Selatan dan mendirikan dayah-nya di Labuhan Haji. Setelah Indonesia merdeka,
ia menjadi penggerak dibalik perkembangan PERTI di Aceh, terutama berkat upaya-upaya istri pertamanya – Hj. Rasimah bunda kandung Prof. DR. Muhibbuddin Waly, seorang perempuan cucu ulama thariqat kharismatik Kota Padang –, yang sangat simpatik dan terbuka serta punya naluri kemasyarakatan yang tajam.

Bersama dengan sahabat-sahabatnya,
Nyak Diwan,
Tgk. Usman Pawoh,
Cut Zakaria dan
Tgk. Bahrunsyah ia melakukan kampanye-kampanye politik dan agama secara intensif di sepanjang pesisir Barat Aceh (dan belakangan juga di Aceh Besar), salah satu tujuan utamanya ialah untuk menangkal pengaruh Muhammadiyah yang sedang tumbuh
(erat kaitannya dengan masyarakat Minangkabau di Aceh) yang tidak sejalan dengan kebanyakan para ulama Aceh.
Dalam perjuangan ini, MUDA WALY telah mendapatkan pertolongan dari semua muslihat.

Perkawinan-perkawinan yang betul-betul strategis dengan pengecualian barangkali yang pertama, yaitu dengan gadis kota Padang, Minangkabau.

ISTERI KEDUANYA adalah KEPONAKAN dari TEUKU USMAN PAJOH yang merupakan keturunan Ulee Balang Kota Kecamatan Labuhan Haji.
Salah satu kecamatan di Aceh Selatan di mana Muhammadiyah sangat kuat adalah Manggeng dan di sini tinggal Nur Hayit, ulama besar Muhammadiyah di Aceh.

Maka Muda Waly mengawini isteri ke empat di sini, justru pula dari kaitan famili ibu kandung beliau demi memperoleh tempat pijakan.
Setelah Abuya Muda Waly berpisah dengan isteri keduanya Hj. Rabi’ah Jamil, yang dikarenakan oleh masuknya Jepang ke Aceh sehingga beliau tidak bisa kembali ke Minangkabau, maka ia pun menceraikan Rabi’ah.

Setelah itu demi menghadapi tugas AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH di Aceh Barat beliau menikahi salah seorang perempuan muda Teunom sebagai gantinya.

Upaya Muda Waly untuk menyebarluaskan Thariqat Naqsyabandiyah berjalan seiring dengan aktivitas politiknya dan di sini sulit untuk mengetahui apakah yang satu merupakan tujuan utama dan yang lainnya hanya sebagai alat.
Yang pasti, thariqat itu menyediakan baginya jaringan PERTI yang lebih mudah.

TGK. ADNAN Mahmud DARI BAKONGAN,
TGK. H. QHAMARUDDIN LAILON, TGK. JAILANI MUSA, serta
Tgk. H. JA'FAR LAILON sebagai KHALIFAHNYA di ACEH SELATAN, khalifah yang lain termasuk PUTRA MURSYID NYA sendiri H. ABDUL AIDARUS GHANI DI KAMPAR, namun sebagai penggantinya ia menunjuk PUTRA sulungnya, MUHIBBUDDIN WALY yang diberi IJAZAH MURSYID oleh gurunya sendiri SYEIKH H. ABDUL GHANI di KAMPAR.

SEJAK WAFAT MUDA WALY PADA TAHUN 1961, PUTRANYA MUHIBBUDDIN WALY secara FORMAL menjadi yang paling senior di antara MURSYID dan KHALIFAH, namun karena ia telah lama berada jauh dari Aceh,
maka ABUYA MUHIBBUDDIN WALY mengangkat :
ABU USMAN FAUZIE menjadi mursyid terkemuka di Aceh Besar dan sekitarnya, demi kepentingan praktis, sudah barang tentu ia merupakan tokoh PERTI terkemuka di Banda Aceh. Sebagai seorang aktivis PERTI, Tgk. T. Usman Fauzie menjadi seorang pendukung PPP ketika semua partai Islam dipaksa untuk berungsi menjadi partai baru tersebut.

Namun ketika satu bagian PERTI (kubu Sulaiman Al Rasulli) dengan Prof. Muhibbuddin Waly sebagai salah seorang tokoh terasnya, memisahkan diri dan bergabung dengan Golkar,
Usman Fauzi dengan setia mengikutinya.
Untuk menghadapi Pemilu tahun 1982 Abuya Muhibbuddin Waly berdua dengan Usman Fauzie berkampanye atas nama Golkar, hal yang menimbulkan reaksi negatif yang tidak sedikit.

Banyak orang tua menarik pulang anak-anak mereka dari Dayah Tgk. Usman Fauzi dan mengirim mereka ke tempat lain.
Tetapi murid Naqsyabandi, tentu saja tetap setia.
Secara kebetulan ABUYA MUHIBBUDDIN WALY telah menjelaskan dukungannya kepada Golkar dan bukan kepada PPP dengan menggunakan istilah-istilah yang dapat dipahami
oleh kaum muslimin tradisional.

PPP sebenarnya dikuasai oleh kaum modernis yang lebih merupakan ancaman bagi amalan-amalan kita dan kepercayaan-kepercayaan kita dibandingkan dengan Golkar yang sekular, malahan Tgk. T. Usman Fauzi menjelaskan secara lebih sederhana.

DI DAYAH TGK. T. USMAN FAUZI di Lueng Ie dilaksanakan dua pertemuan zikir berjamaah setiap pekan.
Satu untuk LAKI-LAKI dan satu untuk perempuan.
Keduanya antara shalat Isya dan tengah malam.
Sekitar 150 murid secara teratur mengikuti pertemuan-pertemuan ini. Jumlah murid yang datang bersuluk jauh lebih banyak, yang semuanya sudah berusia di atas 50 tahun dan yang terbanyak dari kaum wanita.

Kebanyakan atau semuanya dari mereka adalah petani.
Di pesisir utara Aceh suluk sungguhnya tidak pernah menjadi populer, tetapi di pesisir barat khususnya di bagian paling selatan
(Aceh Selatan dan Aceh Tenggara) suluk merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari budaya keagamaan setempat.

Cukup banyak penduduk berusia tua dari desa-desa pegunungan yang melakukan perjalanan beberapa kali dalam hidupnya, selanjutnya begitu selesai panen, ke Dayah di Labuhan Haji, Dayah Tanoh Anoe yang dipimpin oleh ABU Qamaruddin,
Dayah Ujong Kalak Meulaboh yang dipimpin oleh ABU ABDUL HAMID Kota Meulaboh,
Dayah Lama Inong Aceh Selatan yang dipimpin oleh ABU JA'FAR LAILON, dan dayah lainnya di Kluet Utara untuk melaksanakan suluk, meskipun hanya tiga hari atau beberapa hari saja.

Baik ABUYA MUDA WALY maupun putranya Prof. MUHIBBUDDIN WALY telah MEMPERKAYA kepustakaan TASAWUF Indonesia dengan satu-satunya karya sang ayah menulis dua risalah pendek mengenai Thariqat Naqsyabandiyah
(dalam bahasa Melayu) dan
OBAT HATI, NADHAM MUNAJAT yang diberkati At-Thariqat Al-Naqsyabandiyah
(teks amalan dalam bahasa Arab disertai terjemahan bahasa Acehnya, keduanya digubah dalam bentuk syair), dua karya lain yang diterbitkan merupakan kumpulan fatwa tentang berbagai masalah (Al-Fatwa)
dan sebuah kitab mengenai Doktrin dan AMALAN SUFI, TANWIR AL-ANWAR FI IZHAR KHALAL MA-FI KASYF AL-ANRAR keduanya dalam bahasa Melayu.

DR. Muhibbuddin Waly menyunting risalah ayahnya mengenai zikir dan menerbitkan empat jilid syarah karya IBNU ‘Atha’illah, Hikam :
HAKIKAT HIKMAH TAUHID dan TASAWUF dan sebuah kitab mengenai perkembangan hukum Islam, Penggalian Hukum Islam dari Masa ke Masa.

IV. KARAMAH-KARAMAH ABUYA MUDA WALY.
Saya pernah mengumpulkan sejumlah karamah ulama Aceh, namun sayang sekali naskah buku tersebut hanyut dibawa tsunami ahad, 25 Desember 2004 lalu.
Dalam buku tersebut saya menyebutkan beberapa karamah Maulana Syeikh Muda Waly, antara lain :

1. Datangnya kerikil putih kepantai Labuhan Haji dekat dengan dayah sehingga lapangan dayah tawajuh dan sekitarnya diratakan dengan batu-batu kerikil itu.

2. DOA DITERIMA ALLAH
3. PRESDIKSI NYA TENTANG DI/TII BENAR-TEPAT.

4. Keputusan Musyawarah para Ulama se-Indonesia yang difatwakan oleh beliau dengan Rais ‘Am NU K.H. Abdul Wahab Hasbullah, bahwa presiden Soekarno dan wakil presiden Mohd. Hatta adalah ulil amri adh-dharuri bisy syaukah.
Maka tidak boleh berontak kepada pemimpin negara.

5. Sukses mendidik ANAK dan para MURIDNYA menjadi ULAMA BESAR
6. SOEKARNO AKAN JATUH DARI KEKUASAAN
7. BERJUMPA LAILATUR QADR (1960).
-----------------
V. SULTHAN ULAMA ACEH.

Dari uraian ringkas di atas, saya sangat ingin memanggil beliau sebagai “SULTAN ULAMA ACEH” dan MUJADID BESAR ABAD ke-20 untuk Indonesia, khususnya SUMATERA.
Maksudnya dialah ULAMA ACEH yang paling besar pengaruhnya dalam bidang AGAMA, POLITIK dan KHAZANAH kESUFIAN di ACEH paruh abad 14 H.
saya juga berpendapat, pengaruh beliau semakin kuat dalam abad ke-15 H ini.
Para murid dan para murid beliau kini giat mengembangkan THARIQAT NAQSYABANDIYAH AL-WALIYYAH di SELURUH MELAYU RAYA.
---------------
VI. KHATIMAH

Saat-saat kita bisa berkumpul seperti ini, alangkah indah apabila kita dapat membaca sekali seorang UMMUL QUR’AN, kemudian kita berdo’a kepada ALLAH YARHAM AGAR ALLAH SWT MEMBERI TAMPAT yang TERBAIK di SISI-NYA.
Tiada kata yang lebih INDAH kecuali DOA yang diajarkan OLEH BAGINDA RASULULLAH SAW : ALLAHUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU.

GROP :
KISAH ULAMA ACEH

AAMIIIN. AAMIIIN AAMIIIN.
WASSALAM.

DOC

Arya ke KISAH ULAMA ACEH